Rabu, 04 Agustus 2010

Kenapa Ketahanan Pangan Indonesia Buruk ?

Pada dasarnya terdapat tujuh fokus masalah strategis menyangkut ketahanan pangan nasional, yaitu :

Pertama, ketersediaan pangan pokok
yang harus harus dapat mengejar laju konsumsi akibat masih cukup tingginya laju pertumbuhan penduduk.
Masalah ini menyangkut kebijakan lintas sektor dari hulu sampai hilir seperti pemilikan lahan yang sempit, akses permodalan petani, distribusi pupuk, kepastian harga jual petani, penanganan pasca panen, akurasi data, dsb.

Kedua, masalah lambatnya penganekaragaman pangan menuju gizi seimbang.
Kita mencatat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ini, sehingga konsumsi karbohidrat masih didominasi beras, walaupun sumber lain cukup tersedia secara lokal.

Ketiga, masalah keamanan pangan,
seperti yang merebak belakangan dalam kasus2 formlin, boraks, dsb.
Menandakan masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam soal keamanan pangan.

Keempat, kerawanan pangan dan gizi buruk yang masih cukup memprihatinkan.
Masalah ini sangat berkaitan erat dengan kemiskinan, yang menjadi kendala akses terhadap kesehatan, pendidikan, informasi, dan memperburuk daya beli. Masyarakat miskin sangat rentan terhadap rawan pangan dan balita gizi buruk.

Kelima, masalah alih fungsi lahan pertanian dan konservasi lahan dan air.
Konversi lahan (alih fungsi lahan) masih terjadi terutama di Jawa, dikombinasi dengan menurunnya kualitas tanah akibat kerusakan lingkungan.

Keenam, pengembangan infrastruktur pedesaan.
Kita mengetahui betul akan minimnya fasilitas infrastruktur pedesaan seperti air minum, listrik, irigasi, jalan usaha tani, yang mengakibatkan tingginya biaya produksi pangan.

Ketujuh, belum berkembangnya kelembagaan ketahanan pangan
baik struktural,
maupun kelembagaan pangan masyarakat semisal kelembagaan pelayanan sarana produksi, keuangan mikro, pascapanen, dan penyuluhan di berbagai daerah.

Diambil dari Info Badan Ketahanan Pangan, dengan proses edit seperlunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar