Jumat, 30 Juli 2010

Intermezzo

Yang lucu menurut gue saat seru2nya artis LM menyebut wartawan infotainment (WI) derajatnya lebih rendah dari pelacur dan pembunuh :


FYI, gue secara pribadi agak kagum sama LM karena dia kayanya orang yang profesional dan nggak merasa perlu memasang "topeng" (baca : berpura-pura) waktu berhadapan ama orang lain. Dia senyum kalo mau senyum dan dia datar aja (mukanya) kalo emang nggak ada sesuatu buat diketawain. Kerja udah capek, ngapain ditambah capek dengan main sandiwara di luar kebutuhan buat akting yang jadi profesi dia... Karena itu gue cuma mengangguk-ngangguk setuju setiap melihat muka non-ekspresif cenderung jutek LM di depan kamera infotainment.

Tapi gue sama sekali nggak setuju waktu LM memaki WI seperti itu di media twitternya. Gue paham LM pasti keselnya udah nyampe di ubun2 makanya akhirnya keluar makian kaya gitu. Tapi sebenernya orang2 kaya LM bisa menggunakan cara lain untuk mengungkapkan kekesalannya di media, misalnya seperti ini:

Twitter : " Seumur hidup gue nggak sudi lagi berurusan sama wartawan media A, B, C, D, dstnya."
Mudah2an produser media yang bersangkutan ikutan jadi tau dan mungkin kalo masih punya otak dan kenal etika, jadi berkenan memperbaiki kinerja anak buahnya.

Ceritakan dengan bahasa imajinatif :
"Saat itu aku seperti ayam kalkun malang di tengah manusia purba yang mencari makan dengan cara yang mereka tidak peduli kalau bengis sekalipun..."
Nggak usah ngomong pun temen2nya pasti tau apa maksudnya. Dia jadi nggak perlu menyebut satu kata pun yang menunjuk pihak ybs. Bebas gugatan toh? Tapi hati puas....

Gunakan istilah asing yang kejam dan merendahkan lawan tanpa menyebut merek mereka.
Contohnya : "Mereka itu bener2 seperti babi choprophilia....." 
(Choprophilia sebenernya istilah untuk kegiatan seksual fantasi yang selalu diiringi dengan kegiatan,maaf, makan kotoran manusia.)

Well, terlepas dari kesalahan fatal LM itu, yang lucu bagi gue adalah saat akhirnya muncul wacana kemarahan WI karena dianggap derajatnya lebih rendah dari pelacur dan pembunuh. He he.... Kok marah sih? Berarti WI menganggap pelacur dan pembunuh itu hina banget dong? Padahal belum tentu LM menganggap sehina yang mereka pikirin. Itu kan secara struktur sama aja kaya bilang "harga daging kambing di pasar lebih murah daripada harga daging sapi." Terus apa itu artinya kambing murahan? Ya enggak dong... (atas nama pecinta binatang, gue siap membela kambing2 itu). Lagian, pelacur dan pembunuh ada juga yang melakukannya dengan terpaksa, dan mereka itu nggak pantas dianggap hina.

Makanya menurut gue alasan perang WI ke LM jadinya lucu. Apalagi waktu ada yang namanya semacam persatuan pelacur gitu mensomasi (mengajukan tuntutan atas pencemaran nama baik) LM. Loh kok jadi LM? Yang nyata2 ngerendahin mereka kan pihak yang satunya... He he he.... Akhirnya selama wacana konflik itu bergulir gue cuma bisa ketawa2 geli ngeliatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar