Selasa, 10 Agustus 2010

Bioterorisme

Bagi kebanyakan orang nuklir masih dianggap sebagai senjata paling mematikan untuk menimbulkan teror bagi manusia. Namun saya berpendapat, senjata biologis justru lebih ampuh. Tidak ada kecaman (belum banyak yang sadar bahaya dan prosesnya), tersamarkan (bisa dianggap ketidaksengajaan karena dilakukan dengan memanipulasi alam), dan efektif.

Senjata biologis pertama yang saya ketahui adalah penggunaan "agent orange" dalam perang Amerika melawan Vietnam. Agent orange adalah julukan bahan kimia yang berfungsi "membunuh" secara perlahan pepohonan di hutan sehingga tentara vietnam kehilangan tempat persembunyiannya. Efek penggunaan senjata biologis ini di kemudian hari dicatat menimbulkan cacat fisik dan mental pada para mantan tentara kedua pihak di perang itu, dan bahkan menyebabkan keturunan mereka juga terlahir dalam keadaan yang memprihatinkan karena rusak parah jasmaninya.

Di masa kini, serangan virus lah yang patut menjadi perhatian. Untuk perbandingan akibat mengerikan darinya, 100 kg virus antraks memiliki kemampuan untuk membunuh dua kali jumlah orang dibandingkan 1 megaton nuklir. Karena itu disebut : bioterorisme merupakan upaya menimbulkan kecemasan massal, melalui serangan dengan menggunakan bahan biologi, seperti mikroba atau produk turunannya.

Saat ini beberapa mikroba yang patut diwaspadai keberadaannya adalah bacillus anthracis (penyebab virus antraks), yersinia pestis (pes/plague), variola major (cacar), clostridium botulinum (racun botulisme), filoviruses (ebola), dan berbagai virus sejenis lain. Ada yang berbahaya, ada yang kurang berbahaya namun tetap melumpuhkan bagi ketahanan manusia. Sehingga kita tetap harus waspada.

Untuk mengatasi munculnya teror dengan memanfaatkan senjata biologis (bioterorisme) ini, Indonesia bersiap dengan menata ulang lembaga-lembaga penelitian mikrobologi. Kementerian Riset dan Teknologi sendiri telah menggagas pembentukan badan forensik mikrobiologi.

Semoga wacana itu cepat terwujud sebelum kita harus menghadapi serangan bioterorisme yang jauh lebih berat lagi.

Sumber : http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=11938&Itemid=710

Tidak ada komentar:

Posting Komentar