Selasa, 10 Agustus 2010

Memory of The World

Memory of the World (MoW) merupakan ingatan kolektif manusia berupa warisan atau pusaka dokumenter yang secara sah dapat menjadi bukti kejadian penting dalam sejarah umat manusia. 
MoW digagas oleh UNESCO pada tahun 1992 
dan mempunyai tujuan memfasilitasi preservasi warisan/pusaka dokumenter melalui berbagai cara yang sesuai dengan perkembangan teknologi,
meningkatkan kesadaran akan pengamanan dan keberadaan warisan/pusaka dokumenter baik secara individu maupun secara kolektif,
dan membantu akses kepada masyarakat baik nasional maupun internasional kepada warisan  / pusaka dokumenter bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.



Indonesia sebagai negara yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya dan peninggalan bersejarah merasa sangat berkepentingan untuk ikut serta dalam program MoW di bawah UNESCO. Oleh karena itu, sejak tahun 2006 telah dibentuk Komite MoW Indonesia. Pembentukan Komite MoW Indonesia sangat diperlukan untuk menampung berbagai kepentingan pengamanan Pusaka Dokumenter yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat nilai sejarah yang terkandung tidak ternilai oleh uang dan sangat diperlukan untuk perkembangan pengetahuan generasi mendatang, baik untuk kepentingan generasi penerus di Indonesia maupun negara lain.

Anggota Komite MoW Indonesia terdiri dari Kemenbudpar, Kemenkominfo, Kemendiknas, Kemenlu, Kemenristek, LIPI, ANRI, Perpusnas, Perguruan Tinggi, Media Cetak dan Elektronik, LSM, serta swasta dan perorangan lainnya. MoW Indonesia berfungsi sebagai payung dari berbagai kelembagaan yang berhubungan dengan program MoW di Indonesia dan sebagai lembaga intermediasi antara UNESCO dengan lembaga-lembaga di Indonesia yang terkait dengan program MoW. Di samping itu, MoW Indonesia juga mempunyai tugas pokok untuk merumuskan program dan strategi yang berhubungan dengan kegiatan MoW Indonesia dan mengajukan usulan registrasi MoW internasional, regional, dan nasional pada UNESCO.

Sejak awal berdiri, Komite MoW Indonesia telah menominasikan topik, seperti Negara Kertagama yang mendapatkan sertifikat dari UNESCO pada tahun 2007, Mak Yong, I La Galigo, dan Babad Diponegoro. Tiga nominasi terakhir tersebut pada tahun 2010 ini telah diusulkan untuk mendapatkan sertifikasi dari UNESCO.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi warisan peninggalan bersejarah yang layak untuk dinominasikan, melengkapi data yang dibutuhkan dan persiapan-persiapan lainnya agar keberhasilan di tahun 2007 dapat terealisasi kembali di tahun 2010 dan tahun-tahun berikutnya serta menanamkan pemahaman tentang pelestarian dan perlindungan dokumenter budaya bangsa dan segala aspek-aspeknya.Untuk itu, pada tanggal 18 Juni 2010 diselenggarakan seminar Nasional "Memory of the World" dengan tema "Mengangkat Kekayaan Budaya (Warisan Dokumenter) Lokal ke Tingkat Internasional" yang bertempat di Ruang Seminar Lantai 2 PDII LIPI, Jl. Gatot Subroto No. 10 Jakarta.





Sumber : LIPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar